
Apa itu autis?
Autisme merupakan gangguan yang terjadi pada bagian otak
dimana terjadi ketidaknormalan pengolahan informasi di otak. Saat berlangsung pengolahan
informasi, terjadi penyimpangan sinapsis dan sel saraf yang menghubungkan dan
mengatur kerja otak. Setidaknya ada lima masalah utama yang dihadapi oleh
penderita, yaitu sosialisasi, emosi, komunikasi, perilaku dan persepsi.
Penderita biasanya mengalami gangguan dalam hal
pendengaran dan bicara. Hal inilah yang menyebabkan permasalahan komunikasi dan
sosialisasi penderita. Masalah persepsi pada
penderita biasanya disebabkan oleh faktor neurobiologi. Mereka akan menganggap
bising suara-suara tertentu dan merasa sakit saat disentuh pada salah satu bagian
tubuh. Mereka juga sering merasa takut pada sesuatu yang sebenarnya jauh dari
menakutkan.
Faktor-faktor penyebab autis
Otak manusia terdiri dari 100 miliar sel neuron yang
saling terhubung. Sel neuron ini memiliki ribuan sambungan yang menyebar ke
seluruh organ tubuh. Sambungan-sambungan ini akan mengirim rangsangan melihat,
mendengar, merasa dan bekerja. Pada anak autis,
sambungan-sambungan sel neuron mengalami kerusakan. Kerusakan ini
menyebabkan kontrol emosi, komunikasi dan kontrol indera lainnya tidak dapat
berkembang dengan optimal.
Autis pada anak, biasanya
mulai terdeteksi saat anak memasuki usia 2 hingga 3
tahun. Kerusakan sel saraf ini sebetulnya
sudah terjadi sejak janin masih dalam kandungan, saat janin masih berusia 3
bulan. Kelainan ini dapat disebabkan oleh gangguan nutrisi yang
mempengaruhi perkembangan otak janin. Gangguan nutrisi ini biasanya disebabkan
karena jamur yang tumbuh di lambung ibu hamil.Selain itu, kelainan ini juga
dipicu oleh faktor keturunan, stress, diet, infeksi dan obat-obatan saat
kehamilan. Gejala ini akan semakin terlihat tatkala anak memasuki usia sekolah.
Anak akan mengalami kesulitan saat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan
teman-temannya
Gejala-gejala autis
“Autis” tidak dapat
dideteksi secara dini melalui serangkaian tes darah maupun tes urine seperti
kelainan pada umumnya. Gejala bisa diketahui melalui pengamatan perkembangan
sosialisasi, komunikasi, emosi, persepsi dan perilaku anak. Tingkat keparahan
gangguan akan berbeda antara anak yang satu dengan lainnya.
Gejala kelainan saraf ini sangat mudah dikenali.
Gejala-gejalanya antara lain:
· anak suka
berbicara dengan bahasa yang sulit dimengerti oleh orang lain,
· anak lebih
suka dengan dunianya sendiri,
· anak sulit
berinteraksi dengan orang lain,
· anak
mengalami kesulitan berbicara,
· anak tidak melakukan
kontak mata dengan orang lain,
· anak tidak menunjukkan
ekspresi,
· anak menolak
dipeluk,
· anak suka mengulangi
gerakan yang sama dan anak tidak memahami komunikasi atau perintah.
Gejala lainnya:
· anak senang
memperhatikan perputaran roda,
· anak senang
berlari-lari,
· melompat-lompat,
· berputar-putar
dan senang memukul-mukul sesuatu.
· Anak autis
biasanya juga senang tertawa atau menangis sendiri dan sering mengamuk tanpa
sebab.
Tiga tipe autisme
Ada beberapa tingkatan autisme yang biasa diderita anak,
yaitu ringan, sedang dan berat.
·
Anak yang menderita autisme ringan
menunjukkan sebagian gejala di atas. Anak masih bisa merespon lingkungannya,
misalnya anak akan menoleh saat dipanggil walaupun kemudian anak akan kembali
menyendiri.
·
Anak yang mengalami autisme sedang akan
memberikan tanggapan pada stimulus yang kuat. Misalnya saat orang tua
mengarahkan kepala anak untuk menatap mata orang tua, maka anak akan menatap mata
orang tua walaupun hanya sesaat.
·
Tipe yang terakhir menunjukkan gejala yang
lebih kompleks. Anak penderita autisme berat tidak akan memberikan respon
terhadap stimulasi dari lingkungan.
Penanganan dan perawatan penderita
Orang tua sebaiknya merawat sendiri anaknya daripada
menitipkannya di tempat pendidikan atau perawatan. Rumah merupakan tempat yang
sangat ideal untuk tempat tumbuh kembangnya. Perawatan
yang dilakukan oleh orang tua di rumah akan memberikan kesempatan penuh bagi
anak untuk mendapatkan pembentukan mental yang lebih optimal. Anak sepenuhnya
bisa mencurahkan keinginan dan kebutuhan mereka kepada orang tua.
Namun kenyataan di lapangan banyak orang tua merasa
kurang percaya diri untuk merawat sendiri anak autis. Banyak orang tua yang
memilih menitipkan anaknya ditempat perawatan dengan alasan tidak ada waktu
untuk merawat anaknya. Merawat anak dengan kelainan ini memang membutuhkan
kemampuan dan pengetahuan khusus. Selain itu orang tua juga harus cukup waktu
dan sabar merawat anaknya. Apabila orang tua mengalami kendala menangani dan
merawat anak sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Terapi untuk menstimulasi tumbuh kembang
Ada beberepa metode terapi yang bisa dilakukan bagi
penderita autis, antara lain terapi akupunktur, terapi dengan lumba-lumba,
terapi perilaku, terapi musik dan lain-lain.
· Terapi
akupunktur berfungsi merangsang perkembangan sistem saraf otak.
· Pada terapi
lumba-lumba, lumba-lumba akan mengeluarkan gelombang suara yang memiliki
frekuensi tertentu yang mampu menciptakan keseimbangan kerja otak kanan dan
otak kiri.
· Terapi
perilaku berfokus pada sosialisasi anak kepada lingkungannya dengan berbagai
aktivitas.
· Terapi musik
akan memberikan stimulasi pada permukaan membran otak yang berfungsi pada
perkembangan kemampuan berbicara dan pendengaran.
Terapi bisa dilakukan di rumah asal menggunakan metode
yang tepat. Apabila orang tua ingin melakukan terapi di rumah sebaiknya
mempersiapkan ruang khusus yang digunakan untuk terapi. Ruang terapi sebaiknya
memiliki penerangan yang cukup dan memiliki sirkulasi udara yang baik agar anak
merasa nyaman selama terapi berlangsung. Di ruang
terapi orang tua menyediakan berbagai peralatan yang mendukung stimulasi
perkembangan anak berkebutuhan khusus.
Berbagai terapi sederhana bisa dilakukan sendiri. Terapi
rumahan yang bisa dilakukan antara lain menstimulasi anak untuk menirukan
gerakan mengambil dan meletakkan sesuatu, mendengarkan musik hingga bermain
game. Semua orang tua bisa melakukan sendiri terapi untuk anaknya. Melakukan
terapi sendiri selain lebih hemat biaya, orang tua juga dapat mengetahui secara
detail proses perkembangan anak. Keuntungan bagi anak yaitu anak akan merasa
nyaman melakukan terapi karena dilakukan di rumah sendiri.
Terapi yang dilakukan, sebaiknya memadukan beberapa macam
terapi. Berbagai terapi dilakukan bersama-sama agar hasil terapi lebih optimal.
Bahkan pada taraf tertentu, penderita bisa bersekolah dengan normal dan
menempuh pendidikan hingga jenjang tinggi
Kenali sejak dini agar segera tertangani
Orang tua sebaiknya waspada apabila anak belum mampu
berjalan dan berbicara saat anak berusia dua tahun. Jangan menunda membawa anak
ke dokter agar segera diambil tindakan intensif terhadap anak. Dokter akan
memutuskan penanganan yang tepat atau bahkan memberikan obat anti alergi pada
penderita. Banyak kasus, penderita autis biasanya merupakan pengidap alergi
Setelah mengetahui bahwa anaknya menderita autisme,
hendaknya orang tua memperhatikan asupan makanan sang anak. Orang tua sebaiknya mengurangi asupan
makanan yang terbuat dari gandum atau mengandung kadar gula tinggi. Makanan
seperti ini dapat memicu anak menjadi lebih hiperaktif.
0 comments:
Post a Comment