Dalam hampir setiap
rumah di Indonesia dimana ada ibu yang baru melahirkan, Anda hampir pasti akan
melihat bedong dan gurita. Kedua
perkakas ini memang kerap digunakan ibu-ibu yang baru melahirkan, biasanya atas
saran anggota keluarga, untuk membalut bayi dengan berbagai alasan. Katanya,
gurita membantu bayi agar perutnya tidak menjadi gembung dan menyembuhkan luka
tali pusar dengan lebih cepat. Sedangkan bedong biasanya dibalutkan agar bayi
hangat, tak banyak bergerak kala disusui dan bisa meluruskan kakinya.
Pertanyaannya, dengan
semakin luasnya wawasan para ibu modern yang melahirkan jaman sekarang, mengapa
kita masih sering melihat bedong dan gurita digunakan untuk merawat bayi yang
baru lahir? Apakah hanya karena tradisi, atau memang sebenarnya masih ada
manfaatnya? Lalu, apakah Anda masih boleh menggunakan keduanya untuk merawat
bayi Anda yang baru lahir?
Bedong dan Gurita: Sama Sekali Tidak Wajib
Bagi Anda yang
bingung apakah kedua perkakas ini masih diperlukan atau tidak, jawabannya
adalah: tidak sama sekali. Dalam "perawatan
bayi", yang penting adalah memastikan agar bayi tetap hangat dan nyaman
selama Anda rawat, tidak berkeringat, kedinginan, kotor, cedera, atau gelisah.
Pemakaian bedong dan gurita untuk bayi yang baru lahir sepertinya lebih
berkaitan dengan pengamatan sederhana, bukannya prinsip-prinsip perawatan bayi
yang lebih modern dan praktis. Karena hal ini sudah menjadi tradisi, banyak
orang yang kesulitan meninggalkannya.
Gurita sama sekali
tidak wajib karena otot perut bayi akan perlahan menguat dengan sendirinya
seiring pertambahan usia. Selain itu, luka bekas tali pusar tidak akan cepat
sembuh jika bayi digurita; justru sebaliknya, gurita akan membuat luka bekas
tali pusar tergesek-gesek sehingga malah menjadi susah sembuh. Orang tua juga
masih banyak yang sering membalutkan gurita di perut bayi erat-erat, yang
berakibat bayi muntah karena lambungnya tertekan saat sedang minum susu.
Bedong juga bukan
perkakas yang wajib dimiliki untuk mencegah bayi kedinginan karena itu
tergantung pada suhu di sekitar si bayi (apalagi di negeri tropis seperti
Indonesia), dan kaki bayi tidak akan menjadi lurus karena dibedong; hal itu
terjadi secara alamiah tanpa bedong. Malah, bedong yang terlalu ketat justru
akan membuat si kecil kepanasan dan merasa kesal karena kurang bebas, sehingga
malah membuatnya rewel.
Cara Perawatan Bayi yang Benar
Perawatan bayi seharusnya difokuskan pada hal-hal yang
membuat bayi merasa aman dan nyaman, bukan memaksa memakaikan bedong dan gurita
padahal kedua hal tersebut tidak wajib. Cukup dengan menyediakan pakaian
bersih, memberi ASI teratur, menyediakan tempat tidur bayi yang aman dan
sebagainya cukup membuat si kecil merasa aman dan nyaman. Akan tetapi, dalam
beberapa kasus, bedongan boleh saja digunakan.
Anda boleh
menggunakan bedongan jika hawa benar-benar dingin atau jika si bayi sedang
disusui namun lengan dan kakinya tak bisa diam. Akan tetapi, bedongan yang
digunakan juga tak boleh erlalu kencang dan harus menggunakan kain yang
menyerap keringat dan tidak terlalu tebal. Bedongan juga sebaiknya tidak
diaplikasikan pada bayi setiap saat dan sepanjang hari.
Hal lain yang sebaiknya juga diperhatikan saat memakaikan kain bedongan adalah: bayi sebaiknya tidak dipakaikan baju yang terlalu tebal, dan saat tidur justru sebaiknya dilepas saja, kecuali mungkin ketika bayi terpaksa tidur di permukaan yang tidak aman jika si kecil bergerak terlalu banyak dalam tidurnya. Kompromi untuk bedongan masih diijinkan dalam perawatan bayi asalkan tak berlebihan.
0 comments:
Post a Comment