Bayi terkadang
mengalami muntah setelah minum ASI, dan hal ini biasanya nampak pada bayi yang
usianya baru beberapa minggu. Jika bayi
muntah dengan volume kecil dan mengeluarkan sedikit cairan susu dari
mulutnya (biasanya kurang dari 10 cc), istilah ini biasa disebut gumoh, gejala tersebut sangat normal karena
bayi memang harus mengeluarkan sedikit gas dari perutnya yang tertekan keluar
gara-gara terdesak oleh cairan susu. Cara muntahnya juga biasanya tidak terlalu
‘spektakuler,’ biasanya hanya terdiri dari suara mendeguk dan susunya mengalir
dari mulut, bukannya muncrat.
Orang tua biasanya
cukup menepuk-nepuk punggung si bayi untuk membantunya berdeguk sampai tuntas
setelah minum susu, lalu membersihkan si kecil. Akan tetapi, bagaimana jika
bayi Anda muntah dengan cara yang lebih dahsyat? Berarti mungkin ada masalah
dengan kesehatan bayi Anda, yang harus diwaspadai.
Penyebab Bayi Muntah
Bayi muntah yang gejalanya lebih dahsyat, dimana volume
susu yang dikeluarkan lebih banyak dari 100 cc dan juga keluar dalam bentuk
semburan, biasanya menunjukkan tanda-tanda sakit. Berbeda dengan muntah-sendawa
yang dikeluarkan sebagai respon normal karena gas setelah minum susu, muntah
yang seperti ini perlu diwaspadai karena bisa menjadi gejala penyebab penyakit.
Muntah yang lebih
dahsyat seperti ini juga tidak terjadi sampai bayi berusia 2 bulan, jadi jika
si kecil sudah berusia 2 tahun lebih dan mengalami muntah dahsyat, sebaiknya si
kecil segera dibawa ke dokter. Apalagi jika si kecil menunjukkan gejala sakit
yang lain seperti badan panas, menangis tak henti-hentinya, muntah yang
berwarna kehijauan atau warna lain yang tak biasa padahal hanya minum susu,
menangis jika perutnya ditekan dan sebagainya.
Jika hal-hal itu
terjadi, kemungkinan bayi mengalami gejala penyakit seperti infeksi bakteri,
gangguan pencernaan yang parah seperti infeksi di usus halus, radang dan
infeksi tertentu yang memengaruhi sistem imun tubuhnya sehingga menyebabkannya
muntah. Jika ini terjadi, tentu menepuk-nepuk si kecil saja tak akan ada
gunanya, karena penyebab muntahnya bukan gas di perut melainkan virus atau
bakteri.
Lalu, apa yang
menyebabkan bakteri dan virus ini menyerang bayi? Bisa jadi karena persiapan
susu yang kurang bersih (jika Anda memberi si kecil susu dari botol), Anda
memegang si kecil dengan tangan kotor, kebersihan yang kurang terjaga, polusi
dan limbah, dan sebagainya.
Cara Mengatasi Bayi Muntah (dan Sakit)
Berikut adalah cara
untuk mengurangi resiko bayi muntah
dan sakit, yang sebenarnya cukup mudah asal dilakukan dengan disiplin:
·
Biasakanlah untuk selalu mencuci tangan Anda sebelum menyentuh, menyusui atau memberi minum bayi dari
botol, terutama jika Anda baru menyentuh hewan peliharaan atau baru dari
toilet.
·
Jika
Anda memberi minum si bayi menggunakan botol, pastikan botol tersebut sudah
dibersihkan dan disterilkan dengan air panas. Jangan lupa juga untuk selalu
menjaga kebersihan alat pemompa ASI dan perlengkapan lain yang Anda gunakan
untuk memberi makan bayi.
·
Buat
jadwal pemberian susu yang ajeg, kalau bisa setiap 3 hingga 4 jam. Hal ini
berguna untuk mencegah muntah karena gangguan pencernaan, yang sering
diakibatkan oleh minum yang buru-buru akibat si bayi kelaparan.
·
Pastikan
ujung dot yang Anda gunakan masuk semuanya ke mulut si bayi untuk menghindari
terlalu banyak gas yang masuk. Pastikan juga Anda membaringkan bayi di posisi
menyusui yang benar.
·
Jagalah
selalu kebersihan rumah dan kamar bayi Anda.
Hal-hal ini dapat membantu mencegah bayi muntah dan jatuh sakit; sederhana,
namun efektif.
0 comments:
Post a Comment