tips merawat bayi, panduan perawatan serta tips kesehatan dan nutrisi bayi balita indonesia

Friday 24 January 2014

Muntah pada Bayi: Penyebab dan Cara Mengatasinya


Bayi terkadang mengalami muntah setelah minum ASI, dan hal ini biasanya nampak pada bayi yang usianya baru beberapa minggu. Jika bayi muntah dengan volume kecil dan mengeluarkan sedikit cairan susu dari mulutnya (biasanya kurang dari 10 cc), istilah ini biasa disebut gumoh, gejala tersebut sangat normal karena bayi memang harus mengeluarkan sedikit gas dari perutnya yang tertekan keluar gara-gara terdesak oleh cairan susu. Cara muntahnya juga biasanya tidak terlalu ‘spektakuler,’ biasanya hanya terdiri dari suara mendeguk dan susunya mengalir dari mulut, bukannya muncrat.

Orang tua biasanya cukup menepuk-nepuk punggung si bayi untuk membantunya berdeguk sampai tuntas setelah minum susu, lalu membersihkan si kecil. Akan tetapi, bagaimana jika bayi Anda muntah dengan cara yang lebih dahsyat? Berarti mungkin ada masalah dengan kesehatan bayi Anda, yang harus diwaspadai.

Penyebab Bayi Muntah

Bayi muntah yang gejalanya lebih dahsyat, dimana volume susu yang dikeluarkan lebih banyak dari 100 cc dan juga keluar dalam bentuk semburan, biasanya menunjukkan tanda-tanda sakit. Berbeda dengan muntah-sendawa yang dikeluarkan sebagai respon normal karena gas setelah minum susu, muntah yang seperti ini perlu diwaspadai karena bisa menjadi gejala penyebab penyakit.

Muntah yang lebih dahsyat seperti ini juga tidak terjadi sampai bayi berusia 2 bulan, jadi jika si kecil sudah berusia 2 tahun lebih dan mengalami muntah dahsyat, sebaiknya si kecil segera dibawa ke dokter. Apalagi jika si kecil menunjukkan gejala sakit yang lain seperti badan panas, menangis tak henti-hentinya, muntah yang berwarna kehijauan atau warna lain yang tak biasa padahal hanya minum susu, menangis jika perutnya ditekan dan sebagainya.

Jika hal-hal itu terjadi, kemungkinan bayi mengalami gejala penyakit seperti infeksi bakteri, gangguan pencernaan yang parah seperti infeksi di usus halus, radang dan infeksi tertentu yang memengaruhi sistem imun tubuhnya sehingga menyebabkannya muntah. Jika ini terjadi, tentu menepuk-nepuk si kecil saja tak akan ada gunanya, karena penyebab muntahnya bukan gas di perut melainkan virus atau bakteri.

Lalu, apa yang menyebabkan bakteri dan virus ini menyerang bayi? Bisa jadi karena persiapan susu yang kurang bersih (jika Anda memberi si kecil susu dari botol), Anda memegang si kecil dengan tangan kotor, kebersihan yang kurang terjaga, polusi dan limbah, dan sebagainya.

Cara Mengatasi Bayi Muntah (dan Sakit)

Berikut adalah cara untuk mengurangi resiko bayi muntah dan sakit, yang sebenarnya cukup mudah asal dilakukan dengan disiplin:

·         Biasakanlah untuk selalu mencuci tangan Anda sebelum menyentuh, menyusui atau memberi minum bayi dari botol, terutama jika Anda baru menyentuh hewan peliharaan atau baru dari toilet.

·         Jika Anda memberi minum si bayi menggunakan botol, pastikan botol tersebut sudah dibersihkan dan disterilkan dengan air panas. Jangan lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan alat pemompa ASI dan perlengkapan lain yang Anda gunakan untuk memberi makan bayi.

·         Buat jadwal pemberian susu yang ajeg, kalau bisa setiap 3 hingga 4 jam. Hal ini berguna untuk mencegah muntah karena gangguan pencernaan, yang sering diakibatkan oleh minum yang buru-buru akibat si bayi kelaparan.

·         Pastikan ujung dot yang Anda gunakan masuk semuanya ke mulut si bayi untuk menghindari terlalu banyak gas yang masuk. Pastikan juga Anda membaringkan bayi di posisi menyusui yang benar.

·         Jagalah selalu kebersihan rumah dan kamar bayi Anda.
Hal-hal ini dapat membantu mencegah bayi muntah dan jatuh sakit; sederhana, namun efektif.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Muntah pada Bayi: Penyebab dan Cara Mengatasinya

0 comments:

Post a Comment