tips merawat bayi, panduan perawatan serta tips kesehatan dan nutrisi bayi balita indonesia

Monday 20 January 2014

Apakah Gurita dan Bedong diperlukan Bayi?

gurita dan bedong bayi

Dalam hampir setiap rumah di Indonesia dimana ada ibu yang baru melahirkan, Anda hampir pasti akan melihat bedong dan gurita. Kedua perkakas ini memang kerap digunakan ibu-ibu yang baru melahirkan, biasanya atas saran anggota keluarga, untuk membalut bayi dengan berbagai alasan. Katanya, gurita membantu bayi agar perutnya tidak menjadi gembung dan menyembuhkan luka tali pusar dengan lebih cepat. Sedangkan bedong biasanya dibalutkan agar bayi hangat, tak banyak bergerak kala disusui dan bisa meluruskan kakinya.

Pertanyaannya, dengan semakin luasnya wawasan para ibu modern yang melahirkan jaman sekarang, mengapa kita masih sering melihat bedong dan gurita digunakan untuk merawat bayi yang baru lahir? Apakah hanya karena tradisi, atau memang sebenarnya masih ada manfaatnya? Lalu, apakah Anda masih boleh menggunakan keduanya untuk merawat bayi Anda yang baru lahir?

Bedong dan Gurita: Sama Sekali Tidak Wajib


Bagi Anda yang bingung apakah kedua perkakas ini masih diperlukan atau tidak, jawabannya adalah: tidak sama sekali. Dalam "perawatan bayi", yang penting adalah memastikan agar bayi tetap hangat dan nyaman selama Anda rawat, tidak berkeringat, kedinginan, kotor, cedera, atau gelisah. Pemakaian bedong dan gurita untuk bayi yang baru lahir sepertinya lebih berkaitan dengan pengamatan sederhana, bukannya prinsip-prinsip perawatan bayi yang lebih modern dan praktis. Karena hal ini sudah menjadi tradisi, banyak orang yang kesulitan meninggalkannya.

Gurita sama sekali tidak wajib karena otot perut bayi akan perlahan menguat dengan sendirinya seiring pertambahan usia. Selain itu, luka bekas tali pusar tidak akan cepat sembuh jika bayi digurita; justru sebaliknya, gurita akan membuat luka bekas tali pusar tergesek-gesek sehingga malah menjadi susah sembuh. Orang tua juga masih banyak yang sering membalutkan gurita di perut bayi erat-erat, yang berakibat bayi muntah karena lambungnya tertekan saat sedang minum susu.

Bedong juga bukan perkakas yang wajib dimiliki untuk mencegah bayi kedinginan karena itu tergantung pada suhu di sekitar si bayi (apalagi di negeri tropis seperti Indonesia), dan kaki bayi tidak akan menjadi lurus karena dibedong; hal itu terjadi secara alamiah tanpa bedong. Malah, bedong yang terlalu ketat justru akan membuat si kecil kepanasan dan merasa kesal karena kurang bebas, sehingga malah membuatnya rewel.

Cara Perawatan Bayi yang Benar


Perawatan bayi seharusnya difokuskan pada hal-hal yang membuat bayi merasa aman dan nyaman, bukan memaksa memakaikan bedong dan gurita padahal kedua hal tersebut tidak wajib. Cukup dengan menyediakan pakaian bersih, memberi ASI teratur, menyediakan tempat tidur bayi yang aman dan sebagainya cukup membuat si kecil merasa aman dan nyaman. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, bedongan boleh saja digunakan.

Anda boleh menggunakan bedongan jika hawa benar-benar dingin atau jika si bayi sedang disusui namun lengan dan kakinya tak bisa diam. Akan tetapi, bedongan yang digunakan juga tak boleh erlalu kencang dan harus menggunakan kain yang menyerap keringat dan tidak terlalu tebal. Bedongan juga sebaiknya tidak diaplikasikan pada bayi setiap saat dan sepanjang hari.

Hal lain yang sebaiknya juga diperhatikan saat memakaikan kain bedongan adalah: bayi sebaiknya tidak dipakaikan baju yang terlalu tebal, dan saat tidur justru sebaiknya dilepas saja, kecuali mungkin ketika bayi terpaksa tidur di permukaan yang tidak aman jika si kecil bergerak terlalu banyak dalam tidurnya. Kompromi untuk bedongan masih diijinkan dalam perawatan bayi asalkan tak berlebihan.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Apakah Gurita dan Bedong diperlukan Bayi?

0 comments:

Post a Comment