tips merawat bayi, panduan perawatan serta tips kesehatan dan nutrisi bayi balita indonesia

Saturday, 29 January 2011

Tips Cara Pemberian Makanan Pada Bayi


Memberikan ASI terhadap bayi sejak lahir sangat penting akan perkembangannya, namun ketika usia si kecil mulai menginjak beberapa bulan, Anda harus ingat untuk mulai memberikan makanan bayi yang gizinya bisa melengkapi ASI. Hal ini karena ketika tubuh dan otaknya mulai berkembang, anak mulai membutuhkan jenis makanan yang lebih bervariasi, yang tak lagi bisa dilengkapi jika hanya mengandalkan ASI.
Jenis nutrisi yang harus dipenuhi dalam jumlah besar untuk perkembangan bayi antara lain adalah protein, kalsium, vitamin dan mineral, dan semua itu sulit diperoleh dalam jumlah besar jika hanya mengandalkan ASI. Akan tetapi, bagaimana Anda tahu jika bayi Anda sudah siap diberi makanan padat pendamping ASI? Dan kalaupun siap, kapan Anda harus mulai memvariasikan makanannya sesuai perkembangannya? Berikut adalah beberapa petunjuk untuk membantu Anda menentukan kapan harus memberi makanan padat untuk bayi.

Ciri-ciri Bayi Siap Diberi Makan


Saat bayi Anda sudah berusia 6 bulan, coba mulai memerhatikan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa si kecil bisa diberi makanan padat untuk bayi. Tanda-tanda kesiapan fisiknya biasanya ditunjukkan dari leher yang mulai tegak. Bayi juga sebaiknya sudah bisa duduk tegak sendiri tanpa dibantu atau bersandar. Bayi yang sudah siap makan juga biasanya sering tertarik ketika melihat makanan, dan suka memasukkan benda ke mulut.
Anda juga bisa mengecek dengan mencoba memasukkan sendok ke mulutnya, seperti ketika menyuapi. Jika sendoknya tidak dikeluarkan lagi dan bahkan dikulum, berarti si bayi sudah siap untuk coba diberi makanan padat.

Cara Pemberian Makanan Padat


Jika Anda merasa si kecil sudah siap diberi "makanan padat", coba lakukan langkah-langkah berikut ini setiap menginjak jenjang usia tertentu:
·         Pemberian makanan pertama: usia 6 bulan.
Dalam tahap ini, makanan yang diberikan sebaiknya diolah sehalus mungkin, dan cukup berikan 2 sendok teh dulu di hari pertama, dan coba beri sekali atau 2 kali sehari. Makanan sebaiknya terbuat dari bahan-bahan pokok yang mudah dihaluskan dan dicerna serta bergizi, yaitu bubur nasi, bubur gandum, bubur beras merah dan kacang hijau, pisang, apel, kentang, ubi, labu dan alpukat.

Pemberian makanan semi padat: usia 7 atau 8 bulan.

Dalam tahap ini, anda bisa menggabungkan makanan halus dengan makanan semi padat yang mudah dikunyah seperti potongan pisang, pepaya, atau biskuit bayi. Semua jenis makanan yang sudah diperkenalkan seperti di atas bisa diberikan, namun porsi serta variasinya ditambah (misalnya, bisa ditambah timun suri, kol, bayam dan mangga). Untuk makanan sumber karbohidrat seperti bubur beras, coba ditambah menjadi 4-9 sendok makan untuk satu kali makan, dan di berikan 2 (dua) kali sehari.

Di usia ini, bayi sudah bisa mulai diperkenalkan pada sumber protein seperti ayam, hati, tahu dan tempe. Akan tetapi, masak semua jenis makanan ini selunak mungkin sehingga mudah dikunyah.

Untuk makanan lain seperti kelompok sayur dan buah, sebaiknya jumlahnya ditambah sehingga menjadi minimal sebanyak ½ gelas untuk masing-masing. Sementara itu, khusus protein, sebaiknya ditambah menjadi 2 sendok makan karena protein penting untuk pertumbuhan.

Tips dan Larangan

Saat memberikan makanan padat untuk bayi, ada beberapa jenis larangan yang sebaiknya Anda patuhi, seperti:
·         Hindari memberikan produk olahan susu seperti keju atau yogurt. Bahkan, ada baiknya susu formula tidak diberikan. Dalam keadaan terpaksa, coba cari tahu informasi bank ASI di sekitar Anda.

·         Hindari memberikan sumber protein yang jenisnya ikan, kepiting, udang dan kerang. Jenis protein laut ini kemungkinan bisa menimbulkan alergi dan ada bagian-bagian seperti duri yang mungkin bisa tertelan bayi serta menimbulkan bahaya.

·         Hindari memberi bayi makan walaupun ia sudah kenyang. Bayi bisa secara spontan menunjukkan reaksi bahwa ia sudah kenyang, misalnya memalingkan wajah atau muntah. Jangan menganggap reaksi ini sebagai hal yang negatif; ini hanyalah cara bayi menolak makanan yang melebihi kapasitas perutnya. Memaksa bayi makan justru akan membuatnya mengembangkan kebiasaan makan yang buruk.

·         Jangan menambahkan bahan-bahan seperti gula, garam dan madu. Walaupun kelihatan seperti tambahan yang tak berbahaya, pemberian gula dan garam belum diperlukan untuk bayi, sementara madu justru bisa menimbulkan gangguan pencernaan dan bahaya botulisme pada bayi. Madu hanya boleh diberikan kalau usia bayi sudah lebih dari setahun.

·         Hindari membiarkan bayi tidur dengan botol ada di mulut, apalagi kalau isi botolnya adalah susu atau jus buah. Hal ini bisa menimbulkan beberapa macam bahaya seperti bayi tersedak, atau gigi keropos lantaran berkumpulnya cairan susu dan minuman lain di dalam dot. Orang tua harus mengembangkan kebiasaan makan dan minum yang baik pada si kecil sejak dini.

Selain semua larangan itu, ada pula saran-saran yang sebaiknya diperhatikan menyangkut pemberian makanan padat untuk bayi, yaitu:

·         Tidak perlu terburu-buru memperkenalkan jenis makanan bayi, hanya karena Anda merasa ingin cepat-cepat memberikan makanan bergizi untuk si kecil. Biarkan saja ia beradaptasi dengan tekstur dan rasa makanan yang baru dikenalnya. Idealnya, Anda cukup memberikan satu jenis makanan di hari pertama, lalu setelah sekitar 4-5 hari ditambah dengan jenis makanan lain. Ulangi prosesnya.

·         Urutan pemberian makanan sebaiknya seperti ini: pertama bubur beras atau susu dulu, lalu makanan sumber karbohidrat yang mudah dimakan seperti bubur beras merah dan kacang hijau, lalu kentang dan ubi yang rasanya relatif ‘netral’ dan malah ada sedikit sensasi manisnya. Hal ini agar lidah si kecil tidak kaget dengan variasi makanan yang diberikan.

·         Berikan sayuran di tahap berikutnya seperti bayam, kol, timun suri dan labu. Lalu, setelah memperkenalkan beberapa jenis sayuran, perkenalkan buah seperti pisang dan apel. Jika Anda memperkenalkan buah dulu baru sayuran sebagai makanan padat, kemungkinan bayi Anda justru akan mengembangkan rasa tak suka pada sayur, karena mereka merasa ‘kaget’ merasakan sayuran yang tak semanis buah-buahan.

·         Pastikan si bayi ada di posisi yang baik dan nyaman setiap kali makan. Misalnya, Anda bisa mendudukkannya di kursi bayi atau kursi tinggi, pokoknya yang bisa membuatnya makan dengan posisi bagus dan mengurangi kemungkinan tersedak. Selain itu, membiasakan si kecil makan dengan posisi yang baik akan membantu mengembangkan kebiasaan makan yang baik pula.

Kesimpulan

Memperkenalkan makanan padat untuk bayi memerlukan kesabaran ekstra dan usaha yang sifatnya bertahap. Anda tidak perlu terburu nafsu untuk membuat bayi memakan semua makanan bergizi yang sudah disebut di atas. Saat bayi baru diperkenalkan pada makanan padat, yang terpenting adalah memastikan agar bayi bisa beradaptasi dengan baik terhadap makanan tersebut, dan jangan sampai mendapat ‘kenangan’ tak enak akan pengalaman pertamanya makan makanan padat. Dengan demikian, usaha pemberian makanan padat untuk bayi pun akan sukses.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Tips Cara Pemberian Makanan Pada Bayi

0 comments:

Post a Comment