Memberikan ASI terhadap bayi sejak lahir sangat penting
akan perkembangannya, namun ketika usia si kecil mulai menginjak beberapa
bulan, Anda harus ingat untuk mulai memberikan makanan bayi yang gizinya bisa melengkapi ASI. Hal ini karena
ketika tubuh dan otaknya mulai berkembang, anak mulai membutuhkan jenis makanan
yang lebih bervariasi, yang tak lagi bisa dilengkapi jika hanya mengandalkan
ASI.
Jenis nutrisi yang harus dipenuhi dalam jumlah besar untuk
perkembangan bayi antara lain adalah protein, kalsium, vitamin dan mineral, dan
semua itu sulit diperoleh dalam jumlah besar jika hanya mengandalkan ASI. Akan
tetapi, bagaimana Anda tahu jika bayi Anda sudah siap diberi makanan padat
pendamping ASI? Dan kalaupun siap, kapan Anda harus mulai memvariasikan
makanannya sesuai perkembangannya? Berikut adalah beberapa petunjuk untuk membantu Anda
menentukan kapan harus memberi makanan
padat untuk bayi.
Ciri-ciri Bayi Siap Diberi Makan
Saat bayi Anda sudah berusia 6 bulan, coba mulai
memerhatikan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa si kecil bisa diberi makanan
padat untuk bayi. Tanda-tanda kesiapan fisiknya biasanya ditunjukkan dari leher
yang mulai tegak. Bayi juga sebaiknya sudah bisa duduk tegak sendiri tanpa
dibantu atau bersandar. Bayi yang sudah siap makan juga biasanya sering
tertarik ketika melihat makanan, dan suka memasukkan benda ke mulut.
Anda juga bisa mengecek dengan mencoba memasukkan sendok
ke mulutnya, seperti ketika menyuapi. Jika sendoknya tidak dikeluarkan lagi dan
bahkan dikulum, berarti si bayi sudah siap untuk coba diberi makanan padat.
Cara Pemberian Makanan Padat
Jika Anda merasa si kecil sudah siap diberi "makanan padat", coba lakukan
langkah-langkah berikut ini setiap menginjak jenjang usia tertentu:
·
Pemberian
makanan pertama: usia 6 bulan.
Dalam tahap ini, makanan yang diberikan sebaiknya diolah
sehalus mungkin, dan cukup berikan 2 sendok teh dulu di hari pertama, dan coba
beri sekali atau 2 kali sehari. Makanan sebaiknya terbuat dari bahan-bahan
pokok yang mudah dihaluskan dan dicerna serta bergizi, yaitu bubur nasi, bubur
gandum, bubur beras merah dan kacang hijau, pisang, apel, kentang, ubi, labu dan
alpukat.
Pemberian
makanan semi padat: usia 7 atau 8 bulan.
Dalam tahap ini, anda bisa menggabungkan makanan halus
dengan makanan semi padat yang mudah dikunyah seperti potongan pisang, pepaya,
atau biskuit bayi. Semua jenis makanan yang sudah diperkenalkan seperti di atas
bisa diberikan, namun porsi serta variasinya ditambah (misalnya, bisa ditambah
timun suri, kol, bayam dan mangga). Untuk makanan sumber karbohidrat seperti
bubur beras, coba ditambah menjadi 4-9 sendok makan untuk
satu kali makan, dan di berikan 2 (dua) kali sehari.
Di usia ini, bayi sudah bisa mulai diperkenalkan pada
sumber protein seperti ayam, hati, tahu dan tempe. Akan tetapi, masak semua
jenis makanan ini selunak mungkin sehingga mudah dikunyah.
Untuk makanan lain seperti kelompok sayur dan buah,
sebaiknya jumlahnya ditambah sehingga menjadi minimal sebanyak ½ gelas untuk
masing-masing. Sementara itu, khusus protein, sebaiknya ditambah menjadi 2
sendok makan karena protein penting untuk pertumbuhan.
Tips
dan Larangan
Saat memberikan makanan padat untuk bayi, ada beberapa
jenis larangan yang sebaiknya Anda patuhi, seperti:
·
Hindari
memberikan produk olahan susu seperti keju atau yogurt. Bahkan, ada baiknya
susu formula tidak diberikan. Dalam keadaan terpaksa, coba cari tahu informasi
bank ASI di sekitar Anda.
·
Hindari
memberikan sumber protein yang jenisnya ikan, kepiting, udang dan kerang. Jenis
protein laut ini kemungkinan bisa menimbulkan alergi dan ada bagian-bagian
seperti duri yang mungkin bisa tertelan bayi serta menimbulkan bahaya.
·
Hindari
memberi bayi makan walaupun ia sudah kenyang. Bayi bisa secara spontan
menunjukkan reaksi bahwa ia sudah kenyang, misalnya memalingkan wajah atau
muntah. Jangan menganggap reaksi ini sebagai hal yang negatif; ini hanyalah
cara bayi menolak makanan yang melebihi kapasitas perutnya. Memaksa bayi makan
justru akan membuatnya mengembangkan kebiasaan makan yang buruk.
·
Jangan
menambahkan bahan-bahan seperti gula, garam dan madu. Walaupun kelihatan
seperti tambahan yang tak berbahaya, pemberian gula dan garam belum diperlukan
untuk bayi, sementara madu justru bisa menimbulkan gangguan pencernaan dan
bahaya botulisme pada bayi. Madu hanya boleh diberikan kalau usia bayi sudah
lebih dari setahun.
·
Hindari
membiarkan bayi tidur dengan botol ada di mulut, apalagi kalau isi botolnya
adalah susu atau jus buah. Hal ini bisa menimbulkan beberapa macam bahaya
seperti bayi tersedak, atau gigi keropos lantaran berkumpulnya cairan susu dan
minuman lain di dalam dot. Orang tua harus mengembangkan kebiasaan makan dan
minum yang baik pada si kecil sejak dini.
Selain semua larangan itu, ada pula saran-saran yang
sebaiknya diperhatikan menyangkut pemberian makanan padat untuk bayi, yaitu:
·
Tidak
perlu terburu-buru memperkenalkan jenis makanan
bayi, hanya karena Anda merasa ingin cepat-cepat memberikan makanan bergizi
untuk si kecil. Biarkan saja ia beradaptasi dengan tekstur dan rasa makanan
yang baru dikenalnya. Idealnya, Anda cukup memberikan satu jenis makanan di
hari pertama, lalu setelah sekitar 4-5 hari ditambah dengan jenis makanan lain.
Ulangi prosesnya.
·
Urutan
pemberian makanan sebaiknya seperti ini: pertama bubur beras atau susu dulu,
lalu makanan sumber karbohidrat yang mudah dimakan seperti bubur beras merah
dan kacang hijau, lalu kentang dan ubi yang rasanya relatif ‘netral’ dan malah
ada sedikit sensasi manisnya. Hal ini agar lidah si kecil tidak kaget dengan
variasi makanan yang diberikan.
·
Berikan
sayuran di tahap berikutnya seperti bayam, kol, timun suri dan labu. Lalu,
setelah memperkenalkan beberapa jenis sayuran, perkenalkan buah seperti pisang
dan apel. Jika Anda memperkenalkan buah dulu baru sayuran sebagai makanan
padat, kemungkinan bayi Anda justru akan mengembangkan rasa tak suka pada
sayur, karena mereka merasa ‘kaget’ merasakan sayuran yang tak semanis buah-buahan.
·
Pastikan
si bayi ada di posisi yang baik dan nyaman setiap kali makan. Misalnya, Anda
bisa mendudukkannya di kursi bayi atau kursi tinggi, pokoknya yang bisa
membuatnya makan dengan posisi bagus dan mengurangi kemungkinan tersedak.
Selain itu, membiasakan si kecil makan dengan posisi yang baik akan membantu
mengembangkan kebiasaan makan yang baik pula.
Kesimpulan
0 comments:
Post a Comment