Asi
(Air Susu Ibu) merupakan cairan susu yang dihasilkan dari sel-sel alveolus pada
kelenjar payudara seorang wanita dan berfungsi sebagai makanan bayi. Dimana
pengeluaran ASI ini sangat dipengaruhi oleh adanya hormon prolaktin dan
oksitosin. Biasanya ASI diberikan selama 6 bulan pertama sejak bayi dilahirkan.
Secara ilmiah dijelaskan bahwa ASI mengandung beberapa zat yang dibutuhkan
untuk perkembangan bayi, diantaranya adalah:
·
Asam
Lemak tak Jenuh rantai panjang, yaitu DHA (docosahexaneoic acid), LA (linoleic
acid), AA (arachidonic acid), ALA (alfa linoleic) berfungsi
untuk perkembangaan kecerdasan bayi, pembentukan sel-sel otak, syaraf, dan
retina pada mata.
·
Protein,
dimana kandungan protein whey lebih tinggi dari protein kasein sehingga lebih
mudah dicerna oleh bayi dibandingkan susu formula.
·
Imonoglobulin
(terdiri dari IgA, IgE) berfungsi sebagai antibodi atau kekebalan tubuh dan melindungi dari infeksi
·
Ganfliosida (GA) berfungsi untuk mengubungkan
sel-sel otak dan meningkatkan memori otak pada bayi
·
tokoferol-α
dan karotin-β sebagai antiokasidan
·
Lisozim
berfungsi melindungi tubuh bayi dari virus dan bakteri
·
Laktoferin
berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri stafilokokus dan jamur kandida.
·
Karbohidrat
(dengan kadar tertinggi berupa laktosa) berfungsi membantu penyerapan kalsium dan
merangsang pertumbuhan bakteri laktobasilus bifidus (bakteri penghambat
pertumbuhan bakteri E.coli)
·
Sel
darah putih (leukosit) berfungsi untuk kekebalan tubuh, termasuk sistem
pernafasan dan penernaan.
·
Dan
masih banyak kandungan lain, seperti vitamin B dan mineral (zat besi, kalsium,
fosfor)
Berdasarkan
penelitian di Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan, Badan
Litbangkes tahun 2003, berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih berat
daripada yang diberikan susu formula (p<0.05). Sedangkan penelitian di
University of Haifa di Israel memaparkan bahwa anak yang diberi ASI mempunyai
risiko terserang leukemia lebih rendah dibandingkan pada pemberian susu
formula.
Mengingat
banyaknya manfaat dari ASI, maka pemberian ASI eksklusif bagi bayi sangatlah
penting. Sayangnya, sebagian wanita yang baru melahirkan tidak dapat
mengeluarkan ASI dengan lancar. Sehingga mereka mengganti ASI dengan pemberian
susu formula bagi anak-anaknya.
Oleh
karena itu, untuk mencegah terjadinya pengeluaran ASI yang tidak lancar, maka
ada baiknya jika anda menerapkan beberapa tips berikut untuk melancarkan ASI.
Tips Melancarkan Asi:
·
Memenuhi asupan nutrisi pada ibu
Asupan nutrisi dari makanan sangat
diperlukan untuk membantu proses kelancaran ASI. Beberapa makanan yang dapat
melancarkan ASi diantaranya adalah daun katuk, pare, kacang hijau, bayam hijau,
labu siam, semangka, jambu air, dan pepaya.
·
Memperbanyak minum air putih
Air putih sangat berguna untuk
melancarkan ASI dan mencegah dehidrasi. Sebaiknya konsumsi air putih minimal 8
gelas perhari atau setara 2 Liter sehari.
·
Menyusui secara langsung pada mulut
si bayi
Pemberian ASI dengan cara menyusui
langsung ke mulut bayi terbukti dapat membantu melancarkan ASI. Hal ini
dikarenakan hisapan bayi pada bagian puting dan seluruh aerola di payudara akan
merangsang pengeluaran ASI.
·
Melakukan pemijatan payudara
Pemijatan payudara telah lama dikenal
sebagai terapi untuk merangsang pengeluaran ASI. Salah satu jenis pemijatan
payudara yang banyak dilakukan adalah pijat laktasi. Pemijatan ini juga
berfungsi melancarkan peredaran darah dan merelaksasikan pikiran. Anda dapat
mempelajari cara pemijatan laktasi di youtube atau datang langsung di
klinik-klinik laktasi.
·
HIndari stres berlebihan
Keadaan stres secara berlebihan
dapat mempengaruhi produksi hormon-hormon di dalam tubuh, salah satunya adalah
hormon oksitosin. Apabila produksi homon oksitosin ini terhambat, maka
pengeluaran ASI pun mejadi tidak lancar.
·
Berikan Ruang agar payudara dapat benafas
Hindari penggunaan bra dan pakaian
yang terlalu sempit (ketat) karena dapat menghambat peredaran darah pada
payudara.
***
Apabila tips-tips diatas belum juga
dapat membantu melancarkan pengeluaran ASI, maka sebaiknya konsultasikan secara
langsung kepada dokter. Semoga bermanfaat.(*)
0 comments:
Post a Comment