tips merawat bayi, panduan perawatan serta tips kesehatan dan nutrisi bayi balita indonesia

Thursday 1 January 2015

Perkembangan Pikiran dan Kognitif Anak

perkembangan pikiran pada anak
Perkembangan kognitif atau yang dimaksud dengan perkembangan pikiran selalu memiliki sebuah topik menarik untuk dipertimbangkan bagi orang tua. Perkembangan kognitif yang dimaksud disini adalah perkembangan pikiran yang dialami oleh sang anak ketika tumbuh kembang. Otak merupakan bagian penting dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai pembentukan mental, penguasaan bahasa, pemahaman untuk menyelesaikan masalah, dan juga mempelajari mengenai sebab akibat terhadap sesuatu.

Kemampuan kognitif anak akan mempengaruhi seberapa bagus mereka dalam mengingat sesuatu. Ketika bayi lahir didunia, pada saat itulah pikiran mereka akan mulai memproses segala sesuatunya. Mereka juga mulai belajar sesuatu dengan cepat. Kemampuan kognitif dari bayi juga mempengaruhi seberapa baik mereka melakukan interaksi dengan lingkungan yang ada disekitar mereka. Mereka akan mulai menggunakan panca indera mereka guna mempelajari segala sesuatu yang berada dilingkungan mereka.

Faktanya mereka juga akan semakin waspada dengan apapun yang terjadi disekeliling mereka. Lalu apakah orangtua bisa membantu proses tumbuh kembang kognitif dari sang anak? Jawabannya tentu saja iya. Semua perkembangan kognitif anak bisa disertai bantuan orangtua dalam prosesnya. Tahun demi tahun tiap orangtua akan melakukan peningkatan terhadap kemampuan kognitif sang anak.

Peran orang tua dalam perkembangan kognitif anak

Pada awal tahun dari kehidupan sang anak, orangtua bisa mulai melakukan peningkatan dalam hal kognitif termasuk dengan ide untuk berbicara pada mereka. Pembicaraan yang terus menerus bisa dilakukan untuk tumbuh kembang sang anak. Meskipun pada tahun tersebut sang anak belum mampu menguasai teknik berbicara, namun setidaknya mereka dapat memperoleh input yang bagus untuk perkembangan kognitif yang mereka punya. Orangtua yang perhatian tentu juga bisa melakukan eksplorasi dan mengamati lingkungan sekitar anak. Terlibat permaian dengan sang anak juga terbukti membantu tumbuh kembang kognitif yang dimiliki anak tersebut. Cara yang bagus juga adalah untuk mengajak sang anak mengeksplorasi tempat-tempat baru.

Umumnya, para orangtua akan membacakan cerita pada sang anak untuk merangsang kemampuan kognitif yang dia miliki. Membacakan cerita juga bisa membantu sang anak untuk berkonsentrasi dan juga memancing kemampuan indra sang anak tersebut. Kemampuan konsentrasi dari sang anak juga bisa meningkat dengan bantuan-bantuan tersebut. Jika anak sudah mencapai usia 1 tahun, pertanyaan dan proses pembicaraan bisa diterapkan untuk melatih kemampuan kognitif anak. Memang usaha tersebut cukup melelahkan namun anak-anak bisa terbantu dengan usaha dari orangtua mereka ini. Akan lebih baik jika sang anak tidak dibatasi dalam hal permainan. Mereka diwajibkan untuk memilih mainan mereka sendiri.

Mungkin pengenalan terhadap bahan-bahan bacaan bisa dimanfaatkan untuk melatih kemampuan kognitif sang anak tersebut. Memperkenalkan pada buku-buku secara perlahan bisa amat membantu. Membawa sang anak pada lingkungan dan suasana baru juga bisa dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan kognitif dari sang anak. Sisi kreatif adalah hal yang paling bisa dikembangkan dari diri anak-anak. Dengan alasan ini orangtua tidak boleh membatasi segi kreatifitas dari anak dan akan membantu jika anak-anak dapat melakukan eksplorasi dengan maksimal. Semua proses tersebut bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas daya tanggap anak dan kecerdasan mereka. Pada dasarnya manusia tidak suka dikekang dan hal ini juga amat berpengaruh pada diri anak-anak.

Faktanya, bayi sudah bisa belajar apa itu yang dinamakan sebab-akibat. Konsep ini sudah bisa mereka pelajari sejak awal kehidupan mereka. Kemampuan dari sang anak untuk bereaksi juga amat meningkat disini. Mereka juga bisa mulai menyelesaikan masalah yang mereka hadapi seiring berkembangnya waktu. Sebuah contoh penyelesaian masalah yang mereka mulai pahami adalah menarik mainan dengan pita tali. Biasanya sang bayi juga akan meminta para orangtua untuk membacakan cerita yang berulang-ulang. Meskipun bayi suka melakukan sesuatu yang berulang-ulang, orangtua harus sadar pentingnya mengenalkan sesuatu yang baru untuk bayi tersebut. Jika tidak, mereka akan mengalami kebosanan dan juga mengalami kemandulan kognitif.

Penurunan kemampuan kognitif dialami ketika anak melakukan rutinitas yang sama terus menerus. Hal ini dapat dihindari dengan mengenalkan sang anak dengan sesuatu yang baru seperti mainan baru, dan lain sebagainya. Kemampuan kognitif anak bisa meningkat jika mereka melakukan sesuatu yang baru dalam aktifitasnya. Orangtua juga perlu sadar pentingnya penguasaan anak terhadap sesuatu yang dilakukan terutama dengan perasaan yang mereka miliki.

Bayi juga gemar menyelidiki segala sesuatu yang terjadi disekitar mereka. Rasa penasaran mereka sering berujung pula pada sesuatu yang buruk dan bahkan berbahaya. Anak dapat mulai belajar berbicara seiring berjalannya waktu dan mereka bisa mempelajari beberapa konsep seperti hidup mati, panas dingin, waktu, jarak, dan lain sebagainya. Mereka juga akan mulai meniru tindakan orangtua baik itu tindakan positif maupun negatif.

Orangtua yang mengerti kebutuhan kembang kognitif anak biasanya juga tidak akan membatasi apa yang anak ingin lakukan. Bahkan jika masuk usia 24 hingga 36 bulan, anak akan mulai gemar bermain dengan binatang dan imajinasi mereka lebih hidup. Beberapa anak bahkan memilik teman khayalan. Anak juga bisa mulai belajar untuk berhitung dan lebih ahli dalam beberapa hal lainnya nanti. Sebenarnya kemampuan kembang kognitif anak juga dipengaruhi oleh peran orangtua mereka.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Perkembangan Pikiran dan Kognitif Anak

0 comments:

Post a Comment